Senin, 13 Desember 2010

Menganalisis Bentuk Komunikasi Non Verbal Pada Mahasiswa FISIP UAJY

juga gaya rambut, merk tas dan sepatu yang senantiasa mengikuti trend masa kini, dan juga penampilan yang senantiasa rapi disetiap saat cenderung menampilkan citra diri yang ekslusif dan berbeda dengan penampilan lelaki biasa.
Selain para mahasiswa FISIP UAJY yang berusaha mengkomunikasikan pesan dengan cara menampilkan citra diri mereka melalui penggunaan artifaktual, ternyata para mahasiswinya juga melakukan hal yang serupa. Mahasiswi FISIP UAJY  yang saya amati terbagi menjadi beberapa tipe didalam penggunaan artifaktualnya. Mahasiswi yang berpakaian biasa saja pergi ke kampus dengan dengan menggunakan celana jeans, kaos oblong, sepatu kets, dandanan biasa cenderung ingin memperkenalkan diri mereka sebagai pribadi yang santai, kasual dan tidak neko-neko. Sedangkan mahasiswi yang berpakaian terlalu rapi, memadu-padankan warna pakaian dengan tas, sepatu dan aksesoris mereka serta gaya rambut mereka yang sesuai dengan trend yang ada cenderung ingin menampilkan citra diri mereka sebagai pribadi yang feminim, elegan, stylist dan tidak ketinggalan jaman. Tipe lainnya adalah para mahasiswi yang bergaya seperti laki-laki dengan menggunakan kaos kedodoran, gaya rambut pendek menyerupai gaya rambut laki-laki, menggunakan sepatu kets dan tas ransel. Mereka  cenderung ingin menkomunikasikan kepada orang lain mengenai citra diri mereka yang bersifat sporti dan terkesan tomboi tidak ribet seperti hal yang yang melekat pada laki-laki.
Setiap individu berhak untuk mengkomunikasikan pesan kepada individu lain terkait dengan membangun persepsi citra diri mereka terhadap individu lain. Salah satunya adalah dengan menggunakan komunikasi non verbal dengan pemakaian simbol artefak melalui penggunaan pakaian, sepatu, tas, kosmetik, serta atribut yang mereka kenakan. Hal tersebut juga dilakukan oleh para mahasiswa maupun mahasiswi FISIP UAJY.
Selain penggunaan komunikasi non verbal artefak, komunikasi yang sering dilakukan oleh oleh para mahasiswa maupun mahasiswi FISIP UAJY adalah komunikasi non verbal dengan komunikasi Sentuhan (Touch Communication.) Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Komunikasi sentuhan, sering dikenal dengan haptics (haptik). Ketika saya mengamati perilaku para mahasiswa dan mahasiswi FISIP UAJY, saya juga sering melihat terjalinnya komunikasi non verbal melalui sentuhan. Salah satu fenomena yang sering  terjadi dalam pergaulan antara mahasiswa dan mahasiswi FISIP UAJY adalah ketika ada beberapa dari mereka yang melakukan sentuhan fisik seperti berpelukan rangkulan, cium pipi kanan-kiri. Komunikasi tersebut dilakukan sebagai bentuk keakraban yang telah terjalin dalam tali pertemanan mereka. Maka tak jarang kita temukan, antara mahasiswa dan mahasiswi yang tak memiliki hubungan cinta tetapi hanya sebagai sahabat serta teman ketika bertemu saling berpelukan.
Makna Sentuhan dari sentuhan yang mereka lakukan adalah  afeksi positif dan makna bercanda. Makna afeksi positif disini adalah ketika sentuhan yang dilakukan bertujuan untuk mengkomunikasikan emosi positif.  Makna afeksi positif ini terjadi antara pasangan intim atau semacamnya yang memiliki hubungan yang relatif dekat seperti hubungan antar pasangan kekasih, suami-istri serta pasangan sahabat. Hubungan yang terjalin begitu erat diantara inividu tersebut berkaitan dengan perasaan emosional yang terjalin diantara mereka, sehingga dalam perjumpaan biasa mereka sering melakukan sentuhan. Tingkat keintiman sentuhan juga dipengaruhi oleh tingkat hubungan yang dijalin. Bila hubungan berkembang, sentuhan juga akan ikut berkembang, begitu pula sebaliknya. Makna kedua adalah makna bercanda, sentuhan seringkali mengkomunikasikan keinginan untuk bercanda, dengan perasaan kasih‑sayang ataupun secara agresif. Bila manusia mengkomunikasikan afeksi atau agresi dengan cara bercanda, emosi akan kendur dan ini mengisyaratkan kepada orang lain untuk tidak memandangnya terlalu serius. Sentuhan canda memberikan warna tersendiri didalam interaksi yang dijalin oleh para mahasiswa-mahasiswi FISIP UAJY.
Setiap individu memiliki cara khusus untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin mereka sampaikan kepada individu lain. Cara yang digunakan juga berbeda-beda satu individu dengan individu yang lainnya, seperti halnya dengan komunikasi non verbal yang digunakan oleh mahasiswa-mahasiswi FISIP UAJY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar